
Untuk memperkenalkan angklung di negeri sahabat, bulan november ini Eko M. Budi ikut konferensi ke Malaysia, membawakan dua makalah.
Dua makalah ini lebih menyorot soal perangkat lunak guna menulis lagu, dan memainkannya ke robot :
- Text Based Chipper Notation for Angklung Compositions
- Improved MIDI Message for Robotic Angklung Choirs
Konferensi di adakan di UTM Malaysia. Para peserta berasal dari berbagai negara Asia, Timur Tengah, bahkan Australia dan New Zaeland. Karena itu dalam presentasinya, Eko banyak menampilkan video soal angklung itu sendiri, daripada cerita soal sofware.
Hal yang terasa aneh dalam konferensi ini adalah, begitu banyak ibu-ibu berpakaian muslim warna warni. Sungguh, ini aneh. Biasanya kalau konfrensi internasional soal engineering, ibu-ibu sangat jarang, apalagi sampai berpakaian muslim. Ternyata di UTM ini, dosennya sekitar 40 orang, dan yang lelaki cuma 4. Adanya ibu-ibu ini membuat suasana konferensi lebih ramah dan tidak begitu formil.
Sementara itu untuk urusan menginap, UTM ternyata memiliki penginapan Schoolar’s Inn di dalam kampus. Fasilitasnya kamarnya bagus dengan harga yang sesuai untuk kaum schoolars.
Related posts:
INAICTA adalah ajang penghargaan tertinggi untuk karya-karya inovatif di bidang teknologi ...
Sekitar akhir dekade 1960-an, Pak M. Burhan memelopori suatu ensemble yang diberi nama aru...
Dalam dunia angklung sering kali muncul peryataan bahwa musik angklung adalah musik yang u...
Ini untuk pertama kalinya, klungbot ditanggap sebagai alat peresmian, menggantikan gong. P...
KlungDroid adalah software untuk mengakses klungbot secara remote memakai tablet atau hand...
Kang Asep Suhada dan kang Budi Supardiman berbagi ilmu aransemen angklung di workshop klun...
Biasanya kalau ada kompetisi, klungbot ikut jadi peserta. Kali ini .... klungbot jadi hadi...
Pasar Seni adalah perhelatan 4 tahunan di kampus ITB yang boleh dikata paling heboh. Jalan...